Dalam rangka meningkatkan wawasan keilmuan di bidang Ilmu Akuntansi, Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (Maksi FEB UGM) bekerjasama dengan Magister Akuntansi Universitas Cenderawasih (Maksi Uncen) Papua menyelenggarakan kegiatan Pengembangan Wawasan Keilmuan bagi mahasiswa Maksi Uncen. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Senin,11 Maret 2019 sampai dengan Rabu, 14 Maret 2019 bertempat di Kampus Maksi FEB UGM.
Berita
“Indonesia Regional Autonomy Crisis: The Role of the Institutional Approach”
Maraknya abuse of power yang dilakukan oleh para pejabat di negeri ini terjadi karena Lack of Law Enforcement atau minimnya penegakkan aturan. Asymmetric Information atau ketidaksempurnaan informasi dalam suatu interaksi politik, sosial dan ekonomi juga turut andil dalam fenomena penyalahgunaan wewenang oleh para petinggi pemerintah. Informasi yang tidak sempurna adalah sebuah kondisi dimana dalam suatu interaksi terdapat pihak yang memiliki informasi yang lebih banyak atau lebih baik dibanding pihak lainnya. Kondisi tersebut dapat memancing perilaku opportunistic (mencari keuntungan), sehingga timbul biaya transaksi yang sering kali dekat dengan tindakan pelanggaran hukum.
Magister akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan pelepasan wisudawan periode Januari 2019 pada Rabu,23 Januari 2019 bertempat di Selasar Gedung Learning Center (LC) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Program Studi Magister Akuntansi, FEB UGM Irwan Taufiq Ritonga, M.Bus., Ph.D., CA.
Era reformasi telah melahirkan otonomi daerah, dimana pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengelola pemerintahannya berdasarkan Undang-Undang. Otonomi daerah juga memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola keuangannya sendiri. Hal tersebut meningkatkan kebutuhan akan Ilmu Akuntansi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan. Pertumbuhan dan perkembangan Ilmu Akuntansi pada organisasi pemerintah kemudian memunculkan istilah Akuntansi Sektor Publik. Di Indonesia, organisasi yang berorientasi bukan laba didominasi oleh organisasi pemerintah, sehingga istilah Akuntansi Sektor Publik kemudian menjadi identik dengan istilah Akuntansi (Sektor) Pemerintahan
Penyebutan kata “sektor” menempatkan Akuntansi Sektor Publik sebagai subordinat atau cabang dari Ilmu Akuntansi yang lebih besar. Penggunaan kata “sektor” pada Akuntansi Sektor Publik atau Akuntansi Sektor Pemerintahan terasa mengecilkan Akuntansi pada organisasi ini. Fenomena ini menunjukkan seolah-olah Akuntansi Publik merupakan cabang dari suatu “dunia” Akuntansi yang lebih besar. Padahal sesungguhnya Akuntansi Publik adalah Akuntansi yang memiliki hulu sendiri yang terpisah. Sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap Akuntansi Publik, forum Dosen Akuntansi Publik (FDAP) bekerjasama dengan Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Focus Group Discusion “Akuntansi Publik: Posisi dan Teori Dasarnya”.Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 1 Desember 2018 di Kampus FEB UGM ini dihadiri sedikitnya oleh 180 orang dosen bidang keilmuan Akuntansi dari berbagai universitas dan perguruan tinggi di Indonesia. Adapun tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membahas perbedaan Akuntansi Publik dan Akuntansi Bisnis dari perspektif teori serta dari perspektif implikasi kebijakan. Selain hal tersebut, kegiatan ini juga bertujuan untuk membahas struktur dan objektif kurikulum strata 1 dan strata 2.
Kegiatan FGD FDAP ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Alumni dan Kerjasama, FEB UGM Amirullah Setya Hardi, S.E., Cand. Oecon.,Ph.D. dilanjutkan dengan launching buku Akuntansi Publik yang merupakan karya dosen-dosen FEB UGM. Buku Akuntansi Publik diserahkan oleh Amirullah Setya Hardi, S.E., Cand. Oecon.,Ph.D. kepada ketua FDAP Dr. Harnovinsyah, Ak., M.Si. sebagai simbol sumbangsih FEB UGM kepada bidang keilmuan Akuntansi.
Kegiatan FGD dilanjutkan dengan paparan dan diskusi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A, A.k, CA yang memaparkan mengenai “Perbedaan Akuntansi Publik dengan Akuntansi Bisnis dari Perspektif Praktek” serta Irwan Taufiq Ritonga, M.Si., Ph.D, Ak., CA yang memaparkan materi “Perbedaan Akuntansi Publik dengan Akuntansi Bisnis dari Perspektif Teori” adapun diskusi pada sesi pertama dipandu oleh Dr. Fahruzaman, SE., M.Si, Ak. CA sebagai moderator. Wakil Menteri Keuangan Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A. turut menyempatkan diri untuk hadir sebagai salah satu narasumber di sela-sela kesibukannya di Kementerian Keuangan. Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A menyampaikan paparan mengenai Akuntansi dalam Pengelolaan Keuangan Negara.
FGD sesi II dilanjutkan dengan paparan dari Prof. Dr. Indra Bastian, M.B.A., CMA. dengan topik “Struktur dan Objective: Mata Kuliah Akuntansi Publik S1” dan paparan mengenai “Struktur dan Objectives: Mata Kuliah Akuntansi Publik S2/S3” disampaikan oleh Prof. Erlina, SE, MSi, Ph.D, Ak, CA. FGD sesi II dipandu oleh Dr. Icuk Rangga Bawono, SE., M.Si, Ak. CA sebagai moderator.
Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi ajang pertemuan dan tukar pikiran para pendidik dan peneliti di bidang Ilmu Akuntansi dan memberikan masukan terhadap perkembangan Ilmu Akuntansi sebagai rujukan bagi pengembangan bidang keilmuan Akuntansi
Kejahatan keuangan merupakan masalah bagi negara manapun di seluruh dunia. Bentuk kejahatannya yang beragam, serta dapat dilakukan oleh baik individu maupun organisasi, memberikan tantangan serius bagi pemerintah. Luasnya dampak negatif yang ditimbulkan praktik kejahatan ini membuat berbagai pihak mulai dari akademisi, pemerintah, organisasi internasional, maupun profesi berlomba-lomba dalam memberikan terobosan mekanisme pendeteksi serta penanggulangan kejahatan yang sering dilakukan secara terorganisir. Di berbagai organisasi, kejahatan ini menjadi salah satu alasan penting bagi mereka dalam melakukan evaluasi dan penguatan tata kelola organisasi yang baik. Di berbagai negara dengan tingkat kejahatan keuangan yang tinggi, praktik ini dilaporkan sebagai parasit atas optimisme pertumbuhan ekonomi. Bagi para aktor pelakunya, batas negara tidak menjadi hambatan dalam menjalankan kejahatannya. Untuk itu, tak heran apabila dalam perkembangannya, mekanisme pendeteksian dan pencegahan kejahatan keuangan ini turut melibatkan kerjasama antar negara baik pada tingkat bilateral maupun internasional.
Magister akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan pelepasan wisudawan periode Oktober 2018 pada Rabu,24 Oktober 2018 bertempat di Selasar Gedung Learning Center (LC) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Program Studi Magister Akuntansi, FEB UGM Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., dan juga dihadiri Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia, FEB UGM, Kusdhianto Setiawan, Sivilekonom, Ph.D., dan para pendamping wisudawan.
Era revolusi 4.0 diawali dengan lahirnya globalisasi ekonomi. Pergerakan kemajuan bisnis di era ini disertai dengan perkembangan teknologi mutakhir. Kemajuan yang pesat dibuktikan dengan munculnya ide-ide bisnis kreatif dan inovatif berlatar teknologi. Masyarakat dunia, tidak terkecuali Indonesia dituntut untuk mampu mengikuti arus perkembangan dan kemajuan teknologi di era revolusi 4.0 saat ini. Upaya memperkaya pengetahuan digencarkan untuk menigkatkan awareness terhadap perkembangan teknologi yan saat ini telah merasuk pada setiap lini masyarakat.
Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (Maksi FEB UGM) merupakan salah satu program studi berstandar internasional yang dibuktikan dengan akreditasi AACSB atau Association to Advance Collegiate Schools of Business. Sebagai salah satu program studi unggulan UGM, Program Maksi FEB UGM tidak ingin ketinggalan dalam memberikan kontribusi kepada bangsa dalam kemajuan era revolusi 4.0 saat ini dengan menghadirkan Accounting Competition, Call for Essay and Strategic Seminar 2018 atau ACCESS’18
ACCESS’18 merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mengedukasi civitas akademika dan masyarakat umum akan kehadiran Financial Technology atau Fintech yang saat ini tengah menjamur di seluruh dunia. Rangkaian kegiatan ini terdiri dari Accounting Competition atau kompetisi akuntansi, Call for Essay atau kompetisi essay, dan Strategic Seminar atau seminar stratejik yang akan mengupas dengan tuntas mengenai Fintech. Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 28 September 2018 bertempat di Auditorium Lantai 8 Gedung Learning Center FEB UGM. Satu hari tersebut akan menjadi sejarah bagi perkembangan Fintech di Indonesia.
Dalam rangka mengembangkan wawasan keilmuan, mahasiswa Magister Akuntansi (Maksi), Fakultas Ekonomi, Universitas Cenderawasih, Papua mengikuti kuliah singkat yang merupakan kerjasama dengan Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM). Kuliah singkat dilaksanakan pada Senin, 28 Agustus 2017 sampai dengan Rabu, 30 Agustus 2017 bertempat di kampus FEB UGM. Kegiatan yang diikuti oleh 26 orang mahasiswa Maksi Universitas Cenderawasih ini dibuka oleh Ketua Program Studi Maksi FEB UGM, Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A dan disambut oleh Ketua Program Studi Maksi Universitas Cenderawasih, Dr. Meinarni Asnawi, S.E., M.Si.
Dalam sambutannya, Meinarni Asnawi menyampaikan tujuan utama kunjungan mahasiswa Maksi Universitas Cenderawasih ke UGM adalah untuk membuka wawasan para mahasiswa akan dunia perkuliahan yang lebih kompleks. Menurutnya, para mahasiswa Maksi, Universitas Cenderawasih cenderung lebih ‘santai’ dalam melaksanakan kewajiban belajar dan menulis naskah thesis dan jurnal. Diharapkan dengan mengikuti perkuliahan singkat di Maksi FEB UGM, para mahasiswa akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas belajarnya sehingga dapat menyelesaikan studi dengan baik.
Adapun materi kuliah singkat yang disampaikan kepada mahasiswa Maksi Universitas Cenderawasih terdiri dari; Akuntansi Keuangan Sektor Publik, Pengauditan Forensik, Akuntansi Manajemen Sektor, Publik, Metode Penelitian Terapan, Metode Penelitian Terapan, Pengauditan Kepatuhan & Pengendalian Internal, dan Manajemen Aset. Pemateri kuliah singkat tersebut merupakan dosen dan tenaga pengajar dari FEB UGM yang mumpuni di bidangnya. Adapun para pemateri terdiri dari; Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Ak. CA.; Prof., Dr. Jogiyanto Hartono M, M.B.A., Ak., CMA., CA.; Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D.; Irwan Taufiq Ritonga, S.E., M.Bus., Ph.D., CA., Taufikur Rahman, M.B.A., Ak., CA; Jaswadi, S.E., M.Si., DBA., Ak., CA., CPA.; dan Erhman Suhartono, S.E., M.Si.
Selama mengikuti kuliah singkat, para peserta juga diberikan kesempatan untuk mengakses koleksi pustaka yang dimiliki oleh Maksi FEB UGM dan perpustakaan FEB UGM. Para peserta diperkenalkan pada SIPUS UGM, yaitu Sistem Informasi Perpustakaan UGM yang memudahkan para mahasiswa untuk mengakses koleksi perpustakaan di seluruh UGM melalui jaringan online. Selain SIPUS UGM, peserta juga diperkenalkan pada EBSCO yang merupakan basis data e-book dan jurnal dari berbagai negara. Selain buku, jurnal dan literatur, para peserta juga diberikan akses untuk membaca kumpulan thesis dari Maksi FEB UGM. Diharapkan dengan mengakses koleksi thesis Maksi FEB UGM, para peserta dapat terinspirasi untuk menulis naskah thesis maupun jurnal.
Uang adalah darah dari perekonomian. Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D menganalogikan uang sebagai darah karena uang merupakan salah satu unsur utama dalam sebuah sistem ekonomi. Sedangkan para bendahara adalah ‘kran’ dari aliran darah sehingga bendahara memainkan peran krusial dalam sistem ekonomi. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada dalam kegiatan pembukaan Pelatihan dan Sertifikasi Bendahara Pengeluaran pada Senin, 27 Agustus 2018. Kegiatan yang diikuti oleh 58 orang bendahara dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah dari Kabupaten Bogor ini berlangsung selama tiga hari mulai Senin, 27 Agusutus 2018 sampai dengan Rabu, 29 Agustus 2018.
Senada dengan pernyataan Eko Suwardi, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor, H. Didi Kurnia, S.H., M.Si juga membenarkan bahwa para bendahara memiliki peran penting dalam perekonomian daerah. Menurutnya para bendahara merupakan ujung tombak pengelolaan keuangan daerah. Selaras dengan komitmen Pemerintah Kabupaten Bogor dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah maka diperlukan kecakapan dan keterampilan khusus para bendahara dalam membelanjakan anggaran daerah.