Teknologi informasi dewasa ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap entitas bisnis untuk melaksanakan berbagai aktivitasnya. Salah satu instrumen yang memiliki peran penting di dalam sebuah entitas bisnis adalah instrumen keuangan. Instrumen keuangan memiliki peran penting dalam proses bisnis karena kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik bagi para pihak yang berkepentingan karena laporan keuangan dapat memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen serta sebagai pertanggungjawaban manajemen.
Saat teknologi informasi diterapkan di dalam suatu entitas bisnis, maka akan risiko-risiko baru akan timbul sejalan dengan proses bisnis. Dengan adanya risiko baru dalam proses bisnis perusahaan, maka harus diperkenalkan metode audit atau pemeriksaan serta pengendalian yang dapat mengatasi hal tersebut. Oleh karena itu, para praktisi harus mempertimbangkan metode-metode yang dapat digunakan untuk memproses informasi akuntansi dalam merencanakan pemeriksaannya. Metode-metode semacam ini dapat mempengaruhi rancangan sistem akuntansi dan sifat prosedur pengendalian akuntansi internal.
Penyusunan laporan keuangan baik oleh entitas bisnis maupun entitas lainnya pun tidak dapat luput dari kesalahan atau salah saji. Standar Audit nomor 312 menyebutkan suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji dapat menimbulkan dampak signifikan baik secara individual maupun keseluruhan. Salah saji tersebut dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Salah saji laporan keuangan dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan. Sejauh mana pemrosesan komputer digunakan dalam penerapan akuntansi yang signifikan, seperti halnya kerumitan pemrosesan tersebut, juga dapat mempengaruhi sifat, waktu dan luas prosedur pemeriksaan. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi pengaruh pemrosesan komputer suatu entitas bisnis terhadap pemeriksaan laporan keuangan, auditor harus memiliki pengetahuan yang berkompeten. Untuk menjawab tantangan kemajuan teknologi informasi dalam dunia audit Himpunan Mahasiswa Magister Akuntansi (HIMMA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Audit and Fraud Financial Report Seminar “Challenges for Internal Auditor and Fraud Examiners in Revolution Industry 4.0” pada Jumat, 27 September 2019 Function Hall Lantai 8 Gedung Learning Center.
Seminar yang menghadirkan narasumber dari Institute of Internal Auditor dan Association of Certified Fraud Examiner ini membahas mengenai tantangan internal auditor dan pendeteksi kecurangan pada era revolusi industri 4.0. Seminar ini juga bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa mengenai kompetensi inti yang dibutuhkan ketika mereka ingin memasuki profesi tersebut serta berbagai sertifikasi yang wajib untuk diikuti.
Teknologi informasi dewasa ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi setiap entitas bisnis untuk melaksanakan berbagai aktivitasnya. Salah satu instrumen yang memiliki peran penting di dalam sebuah entitas bisnis adalah instrumen keuangan. Instrumen keuangan memiliki peran penting dalam proses bisnis karena kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik bagi para pihak yang berkepentingan karena laporan keuangan dapat memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen serta sebagai pertanggungjawaban manajemen.
Saat teknologi informasi diterapkan di dalam suatu entitas bisnis, maka akan risiko-risiko baru akan timbul sejalan dengan proses bisnis. Dengan adanya risiko baru dalam proses bisnis perusahaan, maka harus diperkenalkan metode audit atau pemeriksaan serta pengendalian yang dapat mengatasi hal tersebut. Oleh karena itu, para praktisi harus mempertimbangkan metode-metode yang dapat digunakan untuk memproses informasi akuntansi dalam merencanakan pemeriksaannya. Metode-metode semacam ini dapat mempengaruhi rancangan sistem akuntansi dan sifat prosedur pengendalian akuntansi internal.
Penyusunan laporan keuangan baik oleh entitas bisnis maupun entitas lainnya pun tidak dapat luput dari kesalahan atau salah saji. Standar Audit nomor 312 menyebutkan suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji dapat menimbulkan dampak signifikan baik secara individual maupun keseluruhan. Salah saji tersebut dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Salah saji laporan keuangan dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan. Sejauh mana pemrosesan komputer digunakan dalam penerapan akuntansi yang signifikan, seperti halnya kerumitan pemrosesan tersebut, juga dapat mempengaruhi sifat, waktu dan luas prosedur pemeriksaan. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi pengaruh pemrosesan komputer suatu entitas bisnis terhadap pemeriksaan laporan keuangan, auditor harus memiliki pengetahuan yang berkompeten. Untuk menjawab tantangan kemajuan teknologi informasi dalam dunia audit Himpunan Mahasiswa Magister Akuntansi (HIMMA) Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan seminar Audit and Fraud Financial Report pada Jumat, 27 September 2019 Function Hall Lantai 8 Gedung Learning Center.
Seminar yang menghadirkan narasumber dari Institute of Internal Auditor dan Association of Certified Fraud Examiner ini membahas mengenai tantangan internal auditor dan pendeteksi kecurangan pada era revolusi industri 4.0. Seminar ini juga bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa mengenai kompetensi inti yang dibutuhkan ketika mereka ingin memasuki profesi tersebut serta berbagai sertifikasi yang wajib untuk diikuti.