Profesi akuntan merupakan salah satu profesi bergengsi dan menjadi profesi idaman. Iming-iming gaji tinggi dan jabatan strategis merupakan salah satu daya tarik profesi tersebut. Namun di balik daya tarik profesi akuntan, terbentang berbagai kesulitan dan resiko pekerjaan yang cukup besar. Seorang akuntan mutlak memiliki ketelitian dan kecermatan dalam berhitung dan mengolah data keuangan. Sehingga sebuah kelalaian kecil dapat berpengaruh besar terhadap hasil kerjanya. Namun, perkembangan teknologi yang kian pesat membuat kerja keras seorang akuntan seolah tergeser oleh perangkat lunak (software) akuntansi. Bagaimana tidak, perhitungan keuangan yang biasanya diselesaikan dalam hitungan hari oleh akuntan, dapat diselesaikan oleh software dalam hitungan menit bahkan detik. Berbagai software tersebut seolah menjadi ancaman besar bagi profesi akuntan.
Adaptasi akan melahirkan evolusi, pernyataan tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D., Ak pada pembukaan Rapat Koordinasi Pengelola Prodi S2 Akuntansi dan Rencana Kerja Tahun 2018 yang dilaksanakan pada Minggu-Selasa, 19-21 November 2017 bertempat di Kampus FEB UGM. Menurut Eko Suwardi, dengan adaptasi terhadap perkembangan zaman dan teknologi, setiap profesi akan dapat tetap berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karena tanpa mengikuti perkembangan teknologi yang ada, tidak mustahil sebuah pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia dapat dilakukan oleh mesin. Diperlukan inovasi dan akselerasi pada setiap bidang keilmuan agar para penyelenggara pendidikan dapat melahirkan para lulusan professional yang up-to-date.
Sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut dan sebagai upaya mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara efisien dan efektif, para pengelola Program Studi Magister Akuntansi dari seluruh Indonesia membentuk Asosiasi Program Studi S2 Akuntansi Indonesia (APPSAI). Pembentukan APSSAI dituangkan dalam akta notaris Idham Hamja, S.H, M.Kn. pada 10 Oktober 2017 bertempat di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. APSSAI dibidani oleh Prof. Dr. Abdul Halim, MBA, Ak, CA dari Universitas Gadjah Mada selaku ketua; Dr. Haryono, M.Si, Ak, CA. dari Universitas Tanjungpura Pontianak selaku wakil ketua; Dr. Hamidah, M.Si, Ak, CA dari Universitas Airlangga selaku sekretaris dan Dr. Lintje Kalangi, SE, ME, Ak, CA dari Universitas Sam Ratulangi Manado selaku bendahara. Saat ini APSSAI beranggotakan 47 Program Studi S2 Akuntansi yang berasal dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia. Syarat untuk menjadi anggota APSSAI, adalah Program Studi S2 Akuntansi calon anggota harus sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN PT)
Salah satu agenda utama APSSAI adalah menyusun kurikulum minimal bagi Program Studi S2 Akuntansi sebagai usulan acuan akreditasi. Dengan adanya acuan kurikulum minimal bagi penyelenggara Program Studi S2 Akuntansi diharapkan nantinya seluruh Program Studi S2 Akuntansi di Indonesia memiliki kualitas yang sesuai dengan standar. Dengan adanya standar tersebut diharapkan Program Studi S2 Akuntansi yang belum terakreditasi akan meningkatkan kualitasnya sesuai dengan standar yang ada dan dapat mengajukan akreditasi tanpa proses panjang dan berbelit.