Program Studi Magister Akuntansi (Maksi) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Tengah menyelenggarakan Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Berbasis Akrual, pada Senin, 22 Mei 2017 sampai dengan Selasa, 23 Mei 2017. Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan masing-masing SKPD di Kabupaten Sambas ini dilaksanakan di Kampus FEB UGM Yogyakarta.
Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman sumber daya manusia pemerintah Kabupaten Sambas dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah berbasis akrual. Basis Akrual merupakan pencatatan pendapatan dan pengeluaran kas pada saat terjadinya kegiatan tersebut, bukan pencatatan pada saat pendapatan tersebut diterima atau pengeluaran tersebut dibayarkan (cash basis). Akuntansi berbasis akrual memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan organisasi daripada akuntansi berbasis kas dimana pada akuntansi berbasis kas, pencatatan penerimaan dan belanja dicatat setelah terjadi transaksi kas.
Pelatihan dibuka oleh Ketua Program Studi Maksi FEB UGM, Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Ak., CA dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sambas, Drs. H. Zainal Abidin, M.M. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sambas menyampaikan latar belakang dilaksanakannya pelatihan ini adalah adanya perubahan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan daerah Kabupaten Sambas dari Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Mengingat opini BPK merupakan tolak ukur akuntabilitas suatu instansi pemeritah, maka opini WTP merupakan salah satu indikator keberhasilan instansi pemerintah dalam penyusunan laporan keuangan.
Prof. Dr. Abdul Halim menyampaikan bahwa akuntansi berbasis akrual telah ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 2010, namun hingga tahun 2017 masih banyak staf keuangan yang belum memahami benar sistem tersebut. Kurangnya pemahaman staf keuangan terhadap akuntansi berbasis akrual dapat menurunkan kualitas laporan keuangan sehingga berpengaruh terhadap opini BPK. Dengan adanya pelatihan ini, para staf keuangan khususnya dari Kabupaten Sambas diharapkan akan lebih memahami akuntansi berbasis akrual dan dapat mengembalikan opini BPK dari WDP menjadi WTP.